Agama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Agama
akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari
tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi
jernih, halus dan suci.
Agama
adalah sistem keyakinan atau kepercayaan manusia terhadap sesuatu zat yang
dianggap Tuhan. Keyakinan terhadap suatu zat yang dianggap Tuhan itu diperoleh manusia
berdasarkan yang bersumber dari pengetahuan diri. Agama juga didefinisikan
sebagai sistem kepercayaan, yang di dalamnya meliputi aspek-aspek hukum, moral
dan budaya.
Agama
merupakan suatu hal yang harus di ketahui makna yang terkandung di dalamnya, dan
agama tersebut berpijak kepada suatu kodrat kejiwaan yang berupa keyakinan, sehingga
dengan demikian, kuat atau rapuhnya Agama bergantung kepada sejauh mana
keyakinan itu tertanam dalam jiwa.
Agama
adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung
dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan
tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan
di dunia dan di akhirat yang di dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada
kekuatan gaib yang selanjutnya menimbulkan respon emosional dan keyakinan bahwa
kebahagiaan hidup tersebut tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan
gaib tersebut. Agama juga merupakan peraturan yang menghindarkan manusia dari
kekacauan serta mengantar mereka hidup dalam keteraturan dan ketertiban.
Agama
sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap suatu yang bersifat adikodrati (supernatural)
dan seakan-akan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama juga memiliki nilai-nilai
bagi kehidupan secara individu maupun dalam hubungannya dengan kehidupan
manusia dalam bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak kepada
kehidupan sehari-hari.
Secara
psikologi, agama dapat berfungsi sebagai motif intrinsik (dalam diri) dan motif
ekstrinsik (luar diri) dan motif yang didorong keyakinan agama dinilai memiliki
kekuatan yang mengagumkan dan sulit ditandingi oleh keyakinan nonagama baik
doktrin maupun ideologi. Agama menurut sosiologi adalah definisi yang empiris.
Sosiologi tidak pernah memberikan definisi agama yang evaluative (menilai),
sosiologi hanya sanggup memberikan definisi deskriptif (menggambarkan apa
adanya) yang mengungkapkan apa yang dimengerti dan dialami pemeluk-pemeluknya.
Manusia
merupakan mahluk hidup yang paling sulit dimengerti meskipun oleh dirinya
sendiri. Manusia adalah mahluk yang tidak bisa ditebak, namun rasional. Manusia
juga memiliki fisik yang baik seperti halnya mahluk hidup lainnya. Manusia juga
memiliki akal sehingga dia dapat menciptakan hal-hal yang luar biasa meskipun
secara fisik dia tidak mampu melakukannya. kepada Tuhan. Menurut agama Islam, manusia
diciptakan di bumi untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, manusia diciptakan
di bumi sebagai khalifah atau pemimpin di bumi. Manusia membutuhkan agama
karena hal tersebut merupakan fitrah manusia. Fitrah tersebutlah yang
menyebabkan manusia berhubungan dengan agama untuk mencari jati dirinya.
Tujuan
penciptaan manusia adalah untuk menyembah Allah dan menjadi khalifah ardi. Agama
memiliki tujuan untuk menjadikan manusia melakasankan segala peran yang
diperintahkan Allah. Sehingga agama mengatur segala sendi kehidupan manusia dan
dapat dikatakan agama merupakan pengatur manusia untuk menjalankan perannya di
muka bumi.
Agama
memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan masyarakat,
karena agama memberikan sebuah sistem nilai yang memiliki derivasi pada
norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam mengatur
pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat.
Hubungan
agama dan masyarakat menyajikan sebuah dilema fundamental yang bisa di
kedepankan dalam tiga aspek yaitu:
1. Agama
melibatkan manusia pada situasi akhir di titik mana lahir kesadaran akan hal
tertinggi. Disini masalah makna tertinggi dan kedudukan manusia dalam segala
rencana tampil ke permukaan.
2. Agama
menyangkut hal suci, karena itu agama berkenaan dengan pemahaman dan tanggapan
khusus yang membutuhkan keluhuran pandang atas obyeknya.
3. Agama
dilandaskan pada keyakinan, karena itu obyeknya supraempiris (luar biasa) dan
ajarannya tidak mungkin diperagakan atau dibuktikan secara empiris.
Fungsi
agama dalam masyarakat antara lain :
1. Berfungsi
Edukatif.
Para
penganut agama berpendapat bahwa ajaran agama yang mereka anut memberikan
ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.
2. Berfungsi
Penyelamat.
Keselamatan
yang diajarkan oleh agama adalah keselamatan yang meliputi bidang luas.
3. Berfungsi
Sebagai Pendamaian.
Melalui
agama seseorang yang bersalah/berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui
tuntunan agama.
4. Berfungsi
Sebagai Kontrol Sosial.
Ajaran
agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga dalam hal ini agama
dapat berfungsi sebagai pengawasan social secara individu maupun kelompok
karena :
a.
Agama
secara instansi, merupakan norma bagi pengikutnya.
b.
Agama
secara ajaran mempunyai fungsi kritis yang bersifat profetis (wahyu, kenabian).
c.
Berfungsi
Sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas
d.
Berfungsi
Tranformatif
5. Fungsi
memupuk Persaudaraan.
Kesatuan
persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia
yang didirikan atas unsur kesamaan.
6. Fungsi
transformatif.
Fungsi
transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau
mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih
bermanfaat. Secara
umum ada enam fungsi agama dan masyarakat yaitu:
a.
Sebagai
pendukung, pelipur lara, dan perekonsiliasi.
b.
Sarana
hubungan transendental melalui pemujaan dan upacara Ibadat.
c.
Penguat
norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada.
d.
Pengoreksi
fungsi yang sudah ada.
e.
Pemberi
identitas diri.
f.
Pendewasaan
agama.
7. Berfungsi
Sublimatif.
Ajaran
agama Islam mengfokuskan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat ukhrawi
melainkan juga yang bersifat duniawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar