Menurut
Ensiklopedia Indonesia, ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai
pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil
pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan
metode-metode tertentu. Ilmu pengetahuan prinsipnya merupakan usaha untuk
mengorganisasikan dan mensistematiskan common sense, suatu pengetahuan
yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, namun
dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan
berbagai metode.
Ilmu
pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris “science” , yang berasal
dari bahasa Latin “scientia” dari bentuk kata kerja “scire” yang
berarti mempelajari, mengetahui. Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pemikiran
dan analisis yang rasional, sistematik, logis, dan konsisten.
Ilmu
bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang
dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi.
Konsep
Islam (Timur), semua yang dipikirkan, dikehendaki, dirasakan dan diyakini, membawa
manusia kepada pengetahuan dan secara sadar menyusunnya ke dalam sistem yang disebut
Ilmu. Tetapi berbeda dengan konsep Barat, yang mengelompokkan ilmu itu kepada
tiga:
1.
Natural Sciences (ilmu-ilmu kealaman, murni,
biologi, fisika, kimia dan lainnya).
2. Social Sciences (ilmu- ilmu kemasyarakatan yang
menyangkut perilaku manusia dalam interaksinya dalam masyarakat.
3. The Humanities (humaniora), ialah ilmu-ilmu kemanusiaanyang menyangkut kesadaran akan perasaan kepribadian dan nilai- nilai yang menyertainya sebagai manusia.
Islam
mengandung multi-disipliner ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu alam (natural
sciences) seperti fisika, kimia, matematika, biologi, astronomi, arkeologi
dan botani. Ilmu-ilmu sosial (social sciences) seperti sosiologi,
ekonomi, hukum, pendidikan, politik, antropologi dan sejarah. Serta Humaniora
seperti psikologi dan filsafat. Dengan demikian, berarti Islam mempunyai ajaran
yang lengkap, integral, dan universal. Kelengkapan inilah sehingga Islam mampu
menampung segala persoalan dan dapat mengikuti kemajuan ilmu penetahuan dan
teknologi.
Adanya
penyatuan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai agama, dalam hal ini ajaran
Islam, maka wawasan ilmu tidak lagi dipisahkan secara dikotomis dalam pembagian
ilmu-ilmu agama dan non agama, tetapi akan dibedakan (bukan dipisahkan) menjadi
ilmu yang menyangkut ayat-ayat qauliyah (ayat-ayat yang tersurat dalam
Al-Qur’an dan Hadis) dan ilmu-ilmu tentang ayat kauniyah (ilmu-ilmu tentang
kealaman).
Berbagai
cabang ilmu dan bentuk-bentuk ilmu pengetahuan dipandang dari perspektif Islam
pada akhirnya adalah satu. Dalam Islam sebenarnya tidak dikenal pemisahan esensial
antara ilmu agama dengan ilmu umum. Berbagai disiplin ilmu dan perspektif
intelektual yang dikembangkan dalam Islam memang mengandung hierarki tertentu,
tetapi hierarki itu pada akhirnya bermuara pada pengetahuan tentang hakikat
Yang Maha Tunggal yang merupakan substansi dari segenap ilmu. Inilah yang
menjadi alasan kenapa para pemikir dan ilmuwan muslim berusaha mengintegrasikan
ilmu-ilmu yang dikembangkan peradaban-peradaban non-Muslim ke dalam hierarki
ilmu pengetahuan menurut Islam.
Ilmu
pengetahuan dalam Islam dicapai melalui tiga sumber atau alat seperti indra,
akal budi, dan hati. Maka dalam epistemologi barat, pengetahuan ilmiah hanya
bisa diraih melalui indra dan akal. Sains hanya membatasi diri pada objek-objek
empiris, fisik, materi, dan eksternal. Dengan kata lain, sains hanya akan
berurusan dengan objek-objek yang teramati oleh indra. sains Barat hanya
membenarkan pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah, dengan melibatkan
proses verifikasi dan pengukuran secara matematis, verbal, empiris.
Menurut
pandangan Islam, kriteria keterpujian suatu bidang ilmu adalah kebergunaannya,
dan ini berarti bidang ilmu tersebut mampu membawa manusia kepada Tuhan. Bidang
ilmu apapun yang memiliki ciri semacam ini adalah terpuji, dan usaha untuk memperolehnya
adalah bentuk ibadah.
Adanya
pengetahuan ilmiah dapat memperluas cakrawala keyakinan religius dan bahwa
perspektif keyakinan religius dapat memperdalam pemahaman kita tentang alam
semesta. Kajian tentang alam direkomendasikan untuk menemukan pola-pola Tuhan
di alam semesta dan memanfaatkannya demi kemaslahatan umat manusia.
Konteks
dinamika dunia modern, misi Islam yang utama berarti harus membebaskan manusia
dari kurungan, bermacam aliran pemikiran dan filsafat yang menganggap manusia tidak
mempunyai kemerdekaan dan hidup dalam absunditas. Agama Islam sesuai dengan
fitrah manusia, maka dari itu jelas bahwa Islam memberi dasar yang cukup kepada
manusia untuk hidup berkebudayaan. Disamping urusan akhirat, urusan dunia pun mendapat
perhatian yang besar.
Memberikan
gambaran bahwa Islam itu agama yang lengkap sebagai dasar sumber kebudayaan
dapatlah dibuktikan bahwa isi Al-Qur’an itu meliputi segala persoalan hidup dan
kehidupan, diantaranya:
1.
Dasar-dasar
kepercayaan dan ideologi
2.
Hikmah
dan filsafat
3.
Budi
Pekerti, kesenian, dan kesastraan
4.
Sejarah
umat dan biografi Nabi-Nabi
5.
Undang-undang
masyarakat
6.
Kenegaraan
dan pemerintahan
7.
Kemiliteran
dan Undang-Undang Peperangan
8.
Hukum
perdata (muamalat)
9.
Hukum
pidana (jinayat)
10. Undang-undang alam dan tabiat.
Demikian integrasi antara Islam dan humaniora semacam ini, sesungguhnya menyediakan basis filsafat untuk mengkaji kehampaan spiritual yang merupakan produk dunia perkembangan IPTEK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar